- Back to Home »
- Akademi Pariwisata Majapahit – Kuliah S2 Di Semarang
Posted by : berita kuliner
Jumat, 10 November 2017
Akademi Pariwisata Majapahit – Kuliah S2 Di Semarang
Kuliah Sambil Jelajah Wisata Kota
Semarang
Sebanyak 24 dosen dan karyawan
Akpar Majapahit yang menempuh pendidikan tinggi Program Pascasarjana (S2) di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang,
berkesempatan menambah wawasan mengenal lebih dekat berbagai keunggulan
pendidikan pariwisata khususnya manajemen pariwisata. Belajar (kuliah) sambil
berwisata di kota Semarang, siapa yang tidak mau?
Keinginan
kuat Ir. Juwono Saroso, MM selaku owner Akademi Pariwisata Majapahit untuk
meningkatkan kualitas dosen di lingkungan civitas akademika mewujudkan
kompetensi pendidikan yang memiliki kapasitas, integritas serta berdaya saing.
Demi mewujudkan hal tersebut, Ir Juwono Saroso, MM memberi kesempatan kepada
dosen-dosen dan karyawan Akpar Majapahit untuk menempuh pendidikan lebih lanjut
dibidang pariwisata.
Menempuh
pendidikan tinggi (kuliah) S2 Manajemen Pariwisata di STIEPARI Semarang
merupakan sebuah opsi yang menarik. Belajar di kota multi etnis dengan tingkat
toleransi penduduknya yang tinggi menawarkan kenyamanan bagi siapa saja. Semarang
sebagai tempat pendidikan dan pariwisata, kota ini menyediakan interaksi
langsung dengan dunia global menjadi satu nilai tambah yang sulit ditemukan di
kota lain. Kuliah sambil berwisata juga menjadi salah satu alasan bagi
mahasiswa S2 dari Akademi Pariwisata Majapahit untuk menentukan kuliah di Kota
Semarang.
Menimba
pengetahuan bisa kita temui di berbagai tempat dengan waktu belajar yang serius
dan cara yang menyenangkan. Setelah mendapatkan beberapa materi perkuliahan
manajemen pariwisata dari para dosen STIEPARI seperti Dr. Ir. Bambang Dwiloka,
MS, Dr. Dra. Sri Yuwanti, MA, MPd, dan ibu Haniek Listyorini, SE, MBA, kegiatan
perkuliahan di Semarang ini dilakukan dalam suasana belajar yang menyenangkan.
Selain teori yang diberikan dosen di kelas, belajar makin bertambah seru dengan
aktivitas rekreasi menjelajah kota Semarang. Lantas objek wisata mana saja yang
sayang dilewatkan jika kita singgah di kota Semarang?
Dipandu
oleh Dr. Dra. Sri Yuwanti, MA, MPd, selaku dosen manajeman budaya, ditemani
oleh dosen ibu Haniek Listyorini, SE, MBA dan Dr. Ir. Bambang Dwiloka, MS,
rombongan dosen dan karyawan Akpar Majapahit yang menempuh pendidikan tinggi
Program Pascasarjana (S2) di STIEPARI begitu menikmati perjalanan wisata
keliling kota Semarang. Beberapa objek wisata yang sempat kita singgahi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Taman
wisata Sam Po Kong, sebuah Klenteng yang keberadaan bangunannya cukup unik.
Banyak orang terutama mereka yang warga keturunan Tionhoa menganggap bangunan
ini adalah bangunan Klenteng tempat bersembahyang. Hal ini tidaklah
mengherankan karena melihat arsitektur bentuk bangunan yang serupa dengan
bangunan Klenteng pada umumnya. Selain itu bangunan ini juga memiliki aneka
kelengkapan sembahyang seperti pada bangunan Klenteng lainnya.
Namun
di sisi yang lain berdasarkan sejarahnya, bangunan ini didirikan oleh seorang
Laksamana dari Tiongkok yang bernama Cheng Ho atau Zheng He yang merupakan
seorang kasim yang beragama Islam, dan tercatat berlayar meninggalkan negeri
Tiongkok dan mendarat di Semarang pada awal abad ke-15 Masehi. Di tempat inilah
laksamana Cheng Ho kemudian mendirikan sebuah masjid untuk bersembahyang dan menyebarkan
agama Islam. Jadi berdasarkan sejarahnya diyakini bahwa sebenarnya bangunan
Klenteng ini adalah sebuah bangunan masjid.
Terlepas
dari itu semua yang sebagai bangunan religius umat Konghuchu dan juga umat
Islam, bangunan yang satu ini memang sungguh menarik dan Nilai gaya Arsitektur
yang tinggi sehingga klenteng ini kental dengan nuansa Cina yang sangat kuat.
2. Kota
Tua Semarang & Museum Ronggowarsito. Berwisata ke semarang belumlah lengkap
rasanya jika belum mengunjungi Kota Tua Semarang, namun sayang rombongan tidak
bisa berhenti lantaran hujan. Ditempat ini kita bisa melihat sudut-sudut kota
tua yang bangunan terkesan sangat kuno bercorak kolonial maupun bercorak khas
negeri Tiongkok. Acara dilanjutkan menuju museum Ronggowarsito yang memiliki
lebih dari 50.000 koleksi yang mempunyai nilai arkeologis, historis dan budaya.
Terbagi dalam 10 jenis koleksi antara lain, koleksi geologika, koleksi
biologika, koleksi etnografika, koleksi arkeologika, koleksi historika, koleksi
numismatika, koleksi filologika, koleksi keramologika, seni rupa, teknologika.
3. Vihara
Buddhagaya Watugong, Sebuah ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini
adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti
pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan
Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda
Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang
menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai
oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang
identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini
diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.
4. Lawang
Sewu (Seribu Pintu), wisata Lawang Sewu ini tempat wisata di semarang berupa
sebuah gedung kuno peninggalan bangsa Belanda pada jaman pejajahan dahulu.
Lokasinya terletak di pusat Kota Semarang, tepatnya berada di Jalan Pemuda
Semarang. Bangunan yang satu ini pada awal pembangunannya di tahun 1904
dipergunakan sebagai kantor dari perusahaan Perkeretaapian Belanda. Jadi pada
jaman dahulu semua kegiatan perkeretaapian Belanda di Jawa Tengah dan
Yogyakarta dipusatkan di Bagunan ini dan termasuk bagunan termegah pada
zamannya dan masih bisa dilihat saat mengunjungi Kota Semarang. Lawang Sewu
saat ini bangunan bersejarah di Semarang yang sudah tidak digunakan lagi,
sehingga bangunan ini terkesan angker. Namun karena kesan angker inilah Lawang
Sewu mendapatkan daya tariknya. Kesan angkernya lebih diperkuat lagi dengan
digunakannya bangunan ini sebagai penjara bawah tanah pada masa penjajahan
Jepang. Banyak sekali ruangan-ruangan sempit yang berada di bawah tanah yang
dijadikan sel-sel para tahanan perang pada masa penjajahan. Walaupun angker
tapi tempat ini sudah banyak mengalami perbaikan dan sekarang ini masih
digunakan sebagai salah satu tempat wisata di Semarang yang sangat populer.
Sebuah
jelajah wisata kota Semarang yang seru bersama dosen dan rombongan mahasiswa dari
Akpar Majapahit yang sedang menyelesaikan kuliah S2 program studi Manajemen
Pariwisata di STIEPARI. Sampai jumpa dengan jelajah wisata lainnya dengan objek
wisata yang berbeda. *Upi
Kampus
Akademi Pariwisata Majapahit
Kampus Mojokerto | Jl. Raya Jabon KM 07,
Mojokerto
E-mail : akparmajapahit@gmail.com
Graha Tristar | Jl. Raya Jemursari 244,
Surabaya
Telp. (031) 8480821-22. 8433224-25.
8410109
Hp. 081233752227, 081234506326
Blackberry PIN : 2A1CE131 ; 2B517ECB ;
2B425821 ; 53B4EFD8
Fax. (031) 8432050
www.majapahit.org / www.matoa.info